Hi Guys..
Buat lo yang suka Panjat Tebing atau istilah keren nya Wall Climbing ..
yuk kita simak Artikel Panjat Tebing berikut ini..
Jangan ngaku Climbers kalo lo belum tau apa itu Panjat Tebing beserta materi dasar nya.. :D
Selamat membaca..
![]() |
| Bouldering |
Panjat Tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45° dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya Panjat
Tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan kelenturan dan kekuatan tubuh,
kecerdikan serta keterampilan baik menggunakan Peralatan maupun tidak dalam
menyiasati tebing itu sendiri dengan memanfaatkan cacat batuan.
Pada
perkembangannya kegiatan panjat tebing berevolusi menjadi berbagai dimensi
kegiatan: olahraga yang mengejar prestasi, petualangan yang mengejar kepuasan
pribadi, dan sebagai kegiatan profesi untuk mencari nafkah yaitu Kerja Pada Ketinggian.
Sejarah
Panjat Tebing Indonesia
Pada sekitar tahun 1960, perkembangan panjat tebing di Indonesia dimulai, dimana
Tebing 48 di Citatah,Bandung. mulai dipakai sebagai ajang latihan oleh pasukan TNI AD.
Tahun 1976, merupakan awal mula panjat tebing modern di Indonesia
dimulai, yaitu ketika Harry Suliztiarto mulai berlatih memanjat di Citatah,
Bandung dan diteruskan dengan mendirikan SKYGERS "Amateur Rock Climbing Group" bersama tiga orang rekannya, Heri Hermanu, Dedy Hikmat dan
Agus R, yang pada tahun 1977.
Tahun 1979, Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium Taman Iasmail Marzuki, Jakarta. yang merupakan upaya mempublikasikan olahraga panjat
tebing di Indonesia. Skygers mengadakan Sekolah Panjat Tebing yang pertama pada
tahun 1981.
Tahun 1980, Tebing Parang,Purwakarta,Jawa Barat.
Untuk pertama kalinya dipanjat oleh team ITB, dan masih pada tahun yang sama Winandri menjadi
team Indonesia pertama yang melakukan ekspedisi ke Cartenzs "Pyramide", mereka gagal sampai puncak, namun
berhasil di Puncak Jaya dan Cartenzs Timur.
Tahun 1982, terjadi tragedi dengan merenggut korban tewas pertama
panjat tebing Indonesia adalah Ahmad, salah satu pemanjat asal Bandung, tragedi
terjadi ketika melakukan pemanjatan pada Tebing 48 di Citatah.
Pada tahun 1984, Skygers dan Gabungan Anak Petualang memanjat Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur serta Tebing Ulu Watu di Bali.
Tahun 1985, Tebing Sorelo,Lahat,Sumatra Selatan.
dipanjat oleh Team Ekspedisi Anak Nakal.
Pada tahun 1986, Kelompok Gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambatuang di Sulawesi Selatan,
Lalu Kelompok Unit Kenal Lingkungan Universitas Padjadjaran memanjat Gunung Lanang di Jawa Timur,
Team Jayagiri merampungkan Dinding Ponot di Bendungan, Si Gura gura, Sumatra Utara.
Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berhasil dengan menciptakan
lintasan baru. Sebagai catatan, bahwa kompetisi panjat tebing pertama di dunia
diselenggarakan di Uni Soviet, kompetisi dilaksanakan pada tebing alam dan
sempat ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia.
Tercatat pada tahun 1987, Ekspedisi Wanadri yang
menyelesaikan pemanjatan di Tebing Unta di Kalimantan Barat,
Kelompok Trupala memanjat Tebing Gajah di Jawa Tengah dan Skygers memanjat Tebing Sepikul di Jawa Timur. Pada tahun ini pula
lomba panjat tebing di Indonesia yang pertama dilaksanakan, yaitu di Tebing Pantai Jimbaran, Bali.
Tahun 1988, Kantor Menpora bekerjasama dengan Kedutaan Besar Perancis mengundang empat pemanjat mereka untuk memeperkenalkan dinding panjat serta
memberikan kursus pemanjatan. Pada akhir acara, terbentuk Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia (FPTGI), yang diketuai oleh Harry Suliztiarto. Pada tahun
yang sama Aranyacala Trisakti mengadakan ekspedisi panjat tebing,
pada Tower III,Tebing Parang, Jawa Barat. yang dipanjat oleh
kelompok yang kesemua anggotanya putri. Kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup,Bogor. Sandy
Febryanto (Alm) dan Djati Pranoto melakukan panjat kebut yang pertama dilakukan
di Indonesia, di Tower I Tebing Parang, yang mana merupakan pemanjat tebing
besar pertama yang dilakukan tanpa menggunakan alat pengaman, waktu yang
diperlukan adalah empat jam.
Pada tahun ini(1988), Ekspedisi Jayagiri
Speed Climbing memerlukan waktu lima hari pemanjatan dan menjadi penyebab
kagagalan untuk memenuhi target dua hari pemanjatan di Dinding Utara Eiger,
Alpen, Perancis. Sedangkan ekspedisi dari Pataga Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru
pada dinding yang sama. Keberangkatan Sandy Febriyanto dan Djati Pranoto ke
Yosemite, AS. untuk memanjat Half Dome guna memecahkan rekor Speed Climbing,
pada tahun 1988, dan mengalami kegagalan pula di El Capitan.
FPTI didirikan pada tanggal 21 April 1988,
dengan dukungan beberapa pengurus cabang serta pengurus daerah lain. Dengan
tujuan menciptakan pemanjat indonesia yang mampu berprestasi baik ditingkat
nasional maupun internasional.
Sebagai pendamping
pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan panjat tebing indonesia,
FPTI berada di bawah koordinasi Menteri Pemuda dan Olah raga sesuai rapat
Paripurna Nasional I tahun 1991, Tahun 1992 sudah direncanakan menjadi anggota
Komite Olahraga Nasional (KONI) dan Union Internasional Des Associations
D`Alpinisme (UIAA)
ETIKA DALAM PEMANJATAN
Pada dasarnya Pemanjat
Tebing dimanapun itu paling alergi dengan peraturan-peraturan yang resmi.
Inilah uniknya dari olahraga yang satu ini, Olahraga ini tidak membutuhkan
aturan tertulis dibandingkan dengan olahraga yang lain.
Namun pada perkembangannya ketika panjat
dinding mulai berkembang menyamai olahraga panjat tebing alam sehingga diperlukan
aturan yang tertulis. Untuk itu di bentuk aturan pertandingan yang `Fair` yang
aturan tersebut dibuat dan disesuaikan dengan kondisinya. Maka diciptakan kata
`Kode Etik` yang merupakan adaptasi dari kata `peraturan`.
Adapun isi Kode etik tersebut adalah
sebagai berikut :
- Pemanjatan pertama mungkin meliputi pembersihan seminimum mungkin tanaman dan batuan asli yang lepas dari titik penambatan untuk turun. Merusak pegangan dan pijakan tidak diperkenankan.
- Pemakaian Piton harus di jaga seminimum mungkin.
- Pemakaian bor hanya digunakan sebagai alternatif terakhir.
- Pemakaian Magnesium hanya digunakan ketika dibutuhkan.
- Dalam suatu kasus ketika pemanjatan jatuh, pemanjat tersebut harus turun ke tempat pengaman terakhir, dan ia dapat beristirahat di tebing dan dapat kembali melanjutkan pemanjatan.
- Bergantung ditali sesudah jatuh disebut `Hand Dogging`, dan jatuh dari runner disebut`yoyoing`.
MOTTO
PANJAT TEBING
-
Otak
yaitu seorang pemanjat membutuhkan keterampilan khusus dalam penguasan tehnik-tehnik
pemanjatan dan peralatan.
-
Otot
yaitu seorang pemanjat membutuhkan kekuatan khusus dalam pemanjatan dengan ini
di butuhkan latihan-latihan seperti latihan fisik, beban dan senam kebugaran
panjat tebing.
-
Hoki
yaitu keberuntungan dalam pemanjatan baik itu keselamatan maupun suksesnya
pemanjatan.
PELAKU DALAM PEMANJATAN
Climber yaitu Orang yang melakukan
Pemanjatan
Belayer
yaitu orang yang mengamankan pemanjat
ABA-ABA DALAM PEMANJATAN
-
On
Belay yaitu Aba-aba yang diucapkan oleh seorang pemanjat bahwa ia telah
melakukan pemanjatan.
-
Belay
On yaitu Aba-aba yang diucapkan oleh seorang Belayer bahwa ia telah siap
melakukan Pemanjatan.
-
Full
yaitu Aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada Belayer untuk mengencangkan
tali pemanjatan.
-
Slag
yaitu Aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada seorang belayer untuk
mengendurkan Tali pemanjatan.
KATEGORI TEBING
BERDASARKAN BENTUKNYA
-
Face
yaitu Permukaan tebing yang berbentuk datar.
-
Hang
yaitu Bentuk sisi miring pada tebing.
-
Roof
yaitu relief tebing yang berbentuk seperti teras terbalik.
-
Top
yaitu puncak Tebing.
SISTEM PEMANJATAN
a.
Alpine
Tactics yaitu Sistem Pemanjatan yang ditempuh dengan tujuan mencapai puncak dengan
membawa seluruh prlengkapan dan Peralatan pemanjatan biasanya climber bermalam
diatas tebing/Flying Camp, tanpa kembali lagi ke shelter induk. Biasanya pada
sistem ini seorang climber harus mempunyai kemampuan khusus dalam penguasaan
tehnik-tenhik pemanjatan karena resiko pemanjatannya sangat tinggi.
b.
Himalayan
Tactics yaitu Sistem pemanjatan yang dilakukan setahap demi setahap hingga
mencapai puncak tanpa membawa seluruh perlengkapannya dan pemanjat kembali ke
shelter induk.
TEHNIK PEMANJATAN
a.
Free
Climbing yaitu Tehnik memanjat yang hanya menggunakan keterampilan tangan dan
kaki, sedangkan peralatan hanya digunakan untuk mengamankan diri pemanjat itu
sendiri bila jatuh dan tidak digunakan untuk menambah ketinggian. Biasanya digunakan
pada lomba memanjat.
b.
Bouldering
yaitu Tehnik pemanjatan yang dilakukan pada tebing-tebing pendek secara
rutinitas, biasanya dilakukan untuk melatih kemampuan seorang climber.
c.
Soloing
yaitu Tehnik pemanjatan yang dilakukan baik tebing pendek ataupun tinggi dengan
sendiri tanpa menggunakan peralatan.
d.
Aid
(Artificial) Climbing yaitu biasanya pada tehnik pemanjatan ini, pemanjat
menggunakan secara langsung peralatan untuk menambah ketinggian pemanjatannya.
Biasanya digunakan pada pembuatan jalur.
TEHNIK DASAR
PANJAT TEBING (WALL CLIMBING)
Cara berpijak pada hold yang miring Untuk melatih tangan dan kaki pada hold yang tipis, carilah slab (tebing licin dan hampir rata tetapi tidak curam) agar mampu menguasai teknik penggunaan tangan dan kaki pada berbagai macam bentuk dan ukuran hold.Pemula cenderung meraih hold atau crack yang terlalu jauh dan di luar jangkauan normal, akibatnya ia harus “ngotot” dan mengeluarkan banyak tenaga. Tidak jarang keseimbangan menjadi terganggu. Jika kaki atau tangan digerakkan terlalu jauh bukan tidak mungkin titik keseimbangan tergeser, karena tumit ikut terangkat.Akibat lebih jauh dati tergesernya keseimbangan, terpaksa “terjun” bebas ke bawah.Bagi pemula meraih pegangan yang terlalu jauh bisa berakibat fatal Seorang pemanjat yang baik dapat diibaratkan gerakannya sebagai gerakan seekor kucing tanpa bersuara dan cekatan.Jika kita sudah mampu Inelakukan itu, hal ini berarti sudah melakukan hal yang benar. Untuk bergerak seperti itu, pilihlah hold dengan hati-hati. Kemudian tempatkan kaki dan tangan pada posisi yang benar serta mantap, tanpa menimbulkan suara berisik, tanpa kegaduhan, dan tanpa melakukan gerakan yang tidak perlu.
Teknik Menuruni Tebing
Untuk dapat menuruni tebing, posisi tubuh harus dijaga agar tetap
seimbang. Agar lebih mudah, bergeraklah ke samping. jangan tegak lurus, sebab
akan sulit melihat hold atau crack di bawah kita. Gerakan menyamping ini lebih
aman daripada langsung ke bawah meskipun kadang-kadang sulit untuk menempatkan
kaki pada hold atau crack. Apalagi jika tebingcukup curam.Berlatih menuruni tebing, lebih-lebih yang
sulit, akan menambah kepercayaan terhadap diri sendiri. Pada suatu saat ketika
memanjat rute yang sulit, kita terpaksa turun lagi dengan merayap untuk
beristirahat atau mengatur strategi pemanjatan selanjutnya, jarang ada pemanjat
yang dapat melewati rute sulit dengan sekali “gebrakan”. Penempatan kaki,
pegangan dan pengaman memerlukan strategi yang baik agar gerakan memanjat dapat
“terangkai” dengan baik, jika tidak terbiasa dengan latihan ini biasanya
pemanjat akan grogi lebih-lebih di medan yang belum dikenalnya
manakala cuaca tiba-tiba berubah buruk, misalnya Pentingnya penggunaan kaki
sudah cukup untuk di ketahui. Kini kita beralih dengan penggunaan tangan.
Fungsi Tangan
Pada latihan, usahakan sebanyak mungkin menggunakan seluruh jari tangan untuk memegang atau menekan, karena pada suatu saat kita akan dihadapkan pada situasi di mana hold atau crack hanya cukup untuk dua jari. Tanpa latihan yang baik kesulitan ini akan menghambat gerakan selanjutnya.Selagi memanjat, batasi jangkauan tangan agar keseimbangan tidak terganggu. Tentu saja suatu saat kita harus menjangkau hold atau crack yang cukup jauh. Pada situasi seperti ini bergeraklah dengan hati-hati. Pastikan bahwa pijakan dan pegangan sudah mantap. Yang penting untuk diperhatikan oleh para pemula pada waktu memanjat ialah bagaimana menempatkan kaki, pegangan dan menjaga keseimbangan agar kelelahan pada tangan dapat teratasi.
Handholds
Hold ada bermacam-macam bentuk, ukuran dan posisi. Yang perlu diingat, kemampuan mengkombinasikan gerakan memanjat dengan mempergunakan handhold dan foothold (pijakan kaki) dengan baik dan benar, sesuai dengan titik keseimbangan posisi yang dihadapi pada saat itu. Pegangan terbaik bagi pemanjat, jika keseluruhan jaritangannya dapat berpegang. Pegangan semacam Ini disebut handhold atau jug handle. Pegangan semacam ini menambah keyakinan si pemanjat untuk bergerak lebih lanjut. Memang bisa dikatakan pegangan semacam inilah yang merupakan “surga” bagi pemanjat tebing.
Fingerholds
Hold yang lebih kecil dari handhold, dimana jari-jari hanya menempel kira-kira satu ruas, disebut fingerhold. Pada fingerhold usahakan merapatkan jari-jari ke permukaan tebing dengan man up, sehingga seluruh kekuatan dapat terpusat ke ruas jari yang berpegangan pada hold. Cara ini mencegah jari-jari terpeleset dari hold.
Pinchgrip
Pada suatu ketika akan ditemui jenis pegangan yang untuk memegangnya harus “mencubit” dengan menekankan jari-jari dan ibu jari pada arah yang berlawanan.
Biasanya pinchgrip berada pada posisi miring dan vertikal.
Undercling
Dasar teknik ini, tekanan tangan dan kaki pada arah yang berlawanan. Tangan berpegang pada “bibir” crack atau tonjolan batu yang menghadap ke bawah dengan tarikan ke atas. Sementara itu kaki menekan dengan mantap di dinding tebing. Akibat tarikan tangan yang memberi gay a ke atas kaki dapat tertekan ke dinding tebing. Untuk bergerak lebih lanjut, jaga agar posisi ini tetap mantap sebelum tangan yang satu dilepas untuk mencari pegangan yang lain.Yang perlu diperhatikan pada posisi ini, ialah titik keseimbangan. Usahakan sedemikian hingga titik keseimbangan tetap terkontrol meskipun hanya dengan satu tangan yang memberi gaya tarikan.
Jamming Pada tebing-tebing batu sering dijumpai crack yang terlalu lebar untukdapat dipakai sebagai pijakan atau pegangan. Untuk mengatasi crack semacam ini dipergunakan teknik khusus yang disebut jamming. Dasar teknik ini dibagi dua: jepitan tangan (hand jam) dan jepitan kaki (foot jam). Dengan cara menempatkan kaki atau tangan ke dalam crack agar terjepit, maka akan timbul gaya gesekan antara kaki atau tangan dengan tebing. Cara menempatkan kaki atau tangan tergantung pada kondisi crock itu sendiri.
Layback Teknik ini dipergunakan pada crack vertikal ataupun tonjolan vertikal di tebing yang cukup panjang. Prinsip teknik ini hampir sarna dengan undercling, hanya saja lebih banyak tenaga yang terkuras akibat panjangnya medan yang harus dilalui. Gerakan kaki dan tangan harus berirama. Artinya, gerakan hanya satu per satu dan kompak. Jika tangan bergerak, maka yang lain tetap di tempat. Setelah tangan mantap berpegang, satu per satu kaki digerakkan keatas. Meskipun teknik ini menguras tenaga, namun suatu saat akan diperlukan. Untuk itu latihlah teknik layback ini. Tidak harus di tebing, di pagar besipun dapat dilakukuan.
Peralatan Panjat Tebing
Jumlah
setiap peralatan yang digunakan akan dipengaruhi oleh jumlah pemanjat, tehnik
pemanjatan maupun medan pemanjatan. Macam peralatan akan dipengaruhi oleh
kesiapan pemanjat, baik kemampuan maupun antisipasinya.
Berikut beberapa peralatan dasar
yang digunakan untuk memanjat tebing:
• Helm, pada pemanjatan tebing berfungsi kurang lebih sama dengan helm pada umumnya yaitu untuk melindungi kepala dari benturan. Helm digunakan untuk pemanjatan pada tebing alam, selain untuk menhindari benturan kepada pada tebing juga untuk mengurangi risiko jika tertimpa banda jatuh. Untuk pemanjatan artifisial (terutama saat kompetisi) penggunaan helm tidak lazim.
• Kernmantle rope/Tali kernmantle, merupakan
peralatan pengaman utama bagi pemanjat dari kejatuhan dengan jarak ketinggian
tertentu. Panjang Kernmantle rope rata-rata adalah 70 meter. Jenis
kernmantle untuk pemanjatan terbagi menjadi dua: dinamik dan statik. Tali
dinamis biasa digunakan untuk pemanjatan dengan teknik lead (rintisan) karena
ketika pemanjat terjatuh akan mempunyai elastitas yang cukup baik sehingga
menghindari terjadi cedera dalam (khususnya tulang belakang). Tali statik pun
tidak sarankan untuk digunakan mengingat elastitasnya yang sangat rendah yang
berbahaya pada energi yang terpaksa harus diterima oleh tubuh jika terbebani
saat pemanjat terjadi.
• Climbing Shoes/Sepatu Panjat untuk panjat
tebing maupun panjat dinding memiliki kesamaan fungsi, yaitu untuk membantu
pemanjat untuk berpijak pada permukaan vertikal, dan melindungi kaki dari
tajamnya bebatuan maupun gesekan bebatuan yang kasar.
• Chalk bag/Kantung kapur, merupakan sebuah
tas kantung untuk menampung bubuk magnesium klorida, yang membantu pemanjat
mengurangi kelembapan pada telapak tangan ketika melakukan pemanjatan, sehingga
dapat membuat pegangan pemanjat tetap stabil.
• Sling, sangat bermanfaat pada panjat tebing
maupun panjat dinding, sling dapat digunakan sebagai runners,
back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua
macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan diameter
sling memiliki banyak variasi.
• Full Body harness, merupakan peralatan
panjat yang dikenakan pada tubuh. Body harness biasa digunakan untuk
dunia kerja, rescue dan flying fox. Body harness membantu
penggunanya untuk tetap dalam posisi duduk.
• Seat harnes, selain Full Body harness
dikenal juga seat harness. Untuk pemanjatan sport dan petualangan (mounteineering)
lazim digunakan seat harness, karena simple. Sedangkan full body harness
digunakan di dunia industri. Perbedaan full-body dan seat-haness adalah saat
pemanjat jatuh full body harness akan mempunyai kemungkinan yang sangat besar
pemanjat akan jatuh dengan posisi kaki dibawah, sedangkan seat-harness
mempunyai kemungkinan kepala berada dibawah ketika terjatuh. Sehingga untuk
dunia kerja yang sangat menghindari risiko, seat harness tidak dibenarkan untuk
digunakan.
• Sarung tangan, akan melindungi tangan bagi belayer
ketika mengamankan pemanjat maupun rapler dari bahaya gesekan telapak
tangan dengan tali pengaman.
• Hammer/palu, sangat dibutuhkan untuk
pemasangan pengaman buatan berupa piton pada panjat tebing, cara membawa
hammer akan lebih mudah bagi pemanjat jika tali pada hammer disilangkan
pada bahu pemanjat.
• Carabiners, diciptakan untuk menggabungkan
berbagai jenis peralatan. Carabiners memiliki banyak bentuk dan variasi,
umumnya carabiners dibagi menjadi dua jenis, yaitu carabiner non
screw gate dan carabiner screw gate. Carabiners biasa
dihubungkan pada tali maupun pengaman untuk pemanjatan, carabiner sangat kuat
karena sebuah nyawa disandarkan pada carabiner ketika dilakukan suatu
pemanjatan dari bahaya jatuhnya pemanjat dari ketinggian.
• Quickdraw/runner, merupakan gabungan antara prusik
dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan untuk menjadi bagian
penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts
ataupun pitons terhadap tali carnmantel.
• Hand ascender, merupakan peralatan yang
digunakan untuk membantu pemanjat dalam menaiki tebing dan bertumpu pada
bantuan tali, secara otomatis hand ascender maupun jenis ascender
lainnya akan mencatut tali jika diberi beban dan akan mudah digeser jika tidak
memiiki beban.
• Ascender handle, juga merupakan jenis ascender.
Ascender handle merupakan pengembangan dari hand ascender dengan
fungsi yang dimiliki kurang lebih sama.
• Rigger plate, berfungsi sebagai plat
conector dari anchor point ke lintasan, karena dalam beberapa kasus
dibutuhkan beberapa lintasan dalam satu anchor point fix. Rigger
plate terdiri dari sebuah plat yang memiliki beberapa lubang, yang dapat
ditempati oleh lebih dari 2 pengaman.
• Edge Rollers, Merupakan pelindung tali yang
didesign untuk mencegah terjadinya gesekan antara tali dengan sudut bidang,
dinding batu, dan sebagainya.
• Padding, berfungsi untuk memberi
perlindungan pada tali dari gesekan benda tajam, seperti gesekan tali dengan
sudut tebing, dinding,dll. Padding terbuat dari bahan terpal, canvas,
matras, karet tebal yang tahan terhadap gesekan.
• Cams/ friends/ spring loaded camming device (SLCD),
Friends merupakan salah satu jenis pengaman sisip yang digunakan dalam panjat
tebing, anda dapat menarik tuas baja yang membuat bagian ujung friends
menyempit dan melepaskannya pada celah yang diinginkan. Friends sangat fleksible,
karena dapat digunakan pada berbagai ukuran celah/rongga.
• Pitons, merupakan pengaman yang ditancapkan
pada rongga-rongga tebing, piton memiliki empat jenis yaitu Bongs,
Bugaboons, Knife-blades dan Angle.
• Nuts/Chock friends merupakan jenis pengaman
sisip yang dimana cara penggunaannya dengan menyelipkan nuts pada sebuah
rekahan yang sesuai. Nuts/Chock friends memiliki ukuran yang
berbeda-beda untuk itu nuts biasanya tersedia dalam set.
• Hexes/chock hexentris, memiliki fungsi yang
sama dengan nuts tetapi hexes berbentuk tabung segi enam. Hexes
tetap memiliki kekuatan yang baik walaupun agak sulit dalam penggunaannya. Hexes
tersedia dalam beberapa ukuran.
• Tricams, merupakan pengaman sisip
selanjutnya. walaupun berbeda bentuk, tetapi fungsinya sama dengan nuts
dan hexes. Pemakaiannya relatif sulit, tidak dianjurkan dipakai untuk
pemula.
• Figure eight/figur delapan, peralatan ini
termasuk salah satu Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk
menuruni medan vertical dan tali sebagai jalur. Bentuknya menyerupai
angka 8, ukuran dan bentuknya bermacam-macam, rate strange 3000 kg.,
menggunakan alat ini menyebabkan puntiran pada tali salah satu kelemahan alat
ini ketika digunakan.
• Autostop, berfungsi sebagai desender
dan ini di-design untuk pengereman automatis, system kerja pengereman automatis
akan bekerja ketika handle kita lepaskan. Selain itu alat ini dapat juga
digunakan sebagai alat belay (belay device) untuk menurunkan
korban dari ketinggian, atau dapat juga kita gunakan untuk ascending
dengan tambahan kombinasi ascender.
Jenis Pemanjatan Berdasarkan Pemakaian Peralatan
Berikut jenis-jenis pemanjatan
berdasarkan peralatan yang digunakan dalam pemanjatan tebing:
a. Free Climbing, Sesuai dengan namanya, pada free
climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun
keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh
dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang tepat. Pada free climbing,
peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaanya ia
bergerak sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu
bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki
diamankan oleh belayer.
b. Artificial (Aid) Climbing, Pemanjatan
tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti piton, bolt,
dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian sering sekali
dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau
peluang gerak yang memadai. Tujuan dari aid climbing adalah untuk menambah
ketinggian.
c. Free Solo Climbing, Merupakan bagian dari free
climbing, tetapi si pendaki benar-benar melakukan dengan segala resiko yang
siap dihadapinya sendiri. Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan
pengaman. Untuk melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus
benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan dan keputusan untuk pergerakan
pada rute yang dilalui. Bahkan kadang-kadang ia harus menghafalkan dahulu
segala gerakan, baik itu tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan
melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada
lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali,
sehingga hanya orang yang mampu dan benar-benar professional yang akan
melakukannya. Teknik pemanjatan ini sangat tidak disarankan mengingat risikoa
yang dihadapi adalah tertinggi dari teknik pemanjatan lain.
Istilah
- Kawasan panjat tebing adalah wilayah pemanjatan yang terdiri minimal dari satu tebing alam pemanjatan.
- Tingkat Kesulitan Jalur Pemanjatan adalah skala subyektif untuk mengukur seberapa sulit sulit suatu jalur pemanjatan. Tingkat kesulitan diukur oleh para pemanjat yang mencoba suatu jalur, berdasarkan percobaan itu ditentukanlah tingkat kesulitan. Di dunia dikenal berbagai sistem pengukuran. Yang banyak digunakan di Indonesia adalah skala pengukuran US Yosemite System yaitu menggunakan notasi 5.xx (5.1 - 5.15). Jalur tersulit yang ada di Indonesia adalah di tingkat 5.13b yaitu jalur Si Berat di Tebing 125, Kawasan Pemanjatan Citatah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sedangkan kebanyakan tingkat kesulitan pemanjatan di Indonesia adalah berkisar di 5.9-5.10.
- Tebing artifisial adalah fasilitas dinding panjat yang dibuat manusia.
- Tebing alam (natural rock) adalah tebing batu yang dapat dilakukan sebagai tempat untuk melakukan pemanjatan tebing
- Bouldering (jalur-pendek) adalah cara memanjat suatu jalur yang berisi minimal satu titik-fokus kesulitan. Jenis jalur bouldering mempunyai ketinggian maksimum yang aman dilakukan pemanjatan tanpa menggunakan mengaman tali.
- Crux adalah titik tersulit pada jalur pemanjatan.
- Red-point adalah nilai yang diperoleh seorang pemanjat jika berhasil melakukan pemanjatan tanpa membebankan tali pengaman pada suatu jalur pemanjatan setelah melakukan percobaan pemanjatan lebih dari satu kali.
- On-sigth adalah nilai tertinggi yang diperoleh oleh seorang pemanjat jika berhasil melakukan pemanjatan tanpa membebankan tali pengaman dengan satu percobaan dan tanpa melihat pemanjat lain sebelumnya melakukan pemanjatan pada jalur tersebut.
- Lead climbing adalah teknik memanjat jalur pemanjatan dimana pemanjat pertama memasang peralatan pengaman dan diamankan oleh seorang pengaman (belayar) dari bawah. Teknik pemanjatan ini cocok untuk pemanjat yang telah mempunyai kemampuan memadai untuk melakukan pemanjatan.
- Top-rope climbing adalah teknik memanjat suatu pemanjatan dimana tali pengaman pemanjatan telah terpasang pada titik akhir pemanjatan dan pemanjat tidak perlu memasang sendiri pengamanan selama pemanjatan. Pada pemanjatan ini pemanjat nyaris tidak mungkin jatuh jika gagal melakukan pemanjatan. Teknik ini digunakan untuk pemanjat pemula yang akan melakukan pemanjatan suatu jalur.
- Jalur-tersedia adalah jalur pemanjatan telah dibuat oleh pemanjat sebelumnya yang telah diberi pengaman permanen (berupa hanger atau piton) sehingga pemanjat lain tinggal mengaitkan cincin kait untuk mengamankan pemanjatannya.
Pranala
luar
- http://www.ifsc-climbing.org (International Federation of Sport Climbing)
- http://seacf.org (Southeast Asia Climbing Federation)
- http://indonesia.panjattebing.org (Federasi Panjat Tebing Indonesia)
- http://merahputih.panjattebing.org (Komunitas Panjat Tebing Merah Putih)
- http://lps.panjattebing.org (Lembaga Pelatihan dan Sertifikasi Panjat Tebing Indonesia)
- http://katalog.panjattebin.org (Katalog Panjat Tebing Indonesia)
- http://id.wikipedia.org/wiki/Panjat_tebing Ini potret anak BAWANA saat Prussiking guys..
Anak BAWANA waktu lagi Panjat tebing nih.. kereenn
Bahasa Keren nya ROCK CLIMBING
Bahasa Keren nya ROCK CLIMBING
![]() |
![]() | ||
| Wall Climbing BAWANA SMK N 1 PURWOREJO |
![]() |
| WOW Bangettt.. ISTIMEWA |
![]() |
| Yang pake Harnes ini disebut BELAYER |
![]() |
| Beberapa peralatan yang diperlukan saat renovasi papan panjat Bawana.. |
![]() | |||||
| Ini saat pemasangan point,renovasi papan panjat.. |
![]() |
| Expresi menegangkan saat memasang plat papan :D |
![]() |
| Menuruni papan dengan menggunakan point |
![]() |
| Menuruni papan dengan Rapling |





















